Monday, 30 January 2017

Jenis-Jenis Kelainan kulit kepala



Kelainan kulit kepala
  1. Cutis verticis gyrata.
Kulit kepala berlipat-lipat sehingga menimbulkan gambaran seperti papan gilasan. Disebabkan karena kulit kepala terlalu luas dan tebal. Juga jaringan ikat di bawah kulit sangat jarang, sehingga fiksasi kulit tidak sempurna.
  1. Dermatitis seborrhoica.
Kelainan ini adalah peradangan menahun kulit, yang mulai di kepala, lalu meluas ke daerah alis, dahi, kelopak mata, lipatan antara hidung dan pipi, bibir, telinga, selanjutnya ke leher dan dada. Kulit menjadi merah dan ter-tutup sisik-sisik. Sisik-sisik ini dapat berlemak, basah atau kering. Pada bayi seringkali seluruh kulit kepala tertutup keropeng yang kotor dan tebal, terkenal sebagai sarap susu (cradle cap).
  1. Pityriasis sicca atau sindap kering.
Jika dulu dianggap sebagai bentuk ringan dermatitis seborrhoica, kini para ahli berpendapat bahwa sindap kering terjadi karena pembentukan lapisan tanduk yang berlangsung terlampau cepat. Akibatnya adalah bahwa lapisan ini mengelupas membentuk sisik. Jika keadaan demikian disertai pembuatan palit berlebihan, maka sisik akan menjadi berminyak. Kelainan ini dikenal sebagai pityriasis steatoides atau sindap basah.
  1. Psoriasis.
Psoriasis adalah kelainan kulit menahun, yang ditandai dengan terjadinya bercak-bercak hiperkeratosis (pertandukan yang berlebihan), yang berwarna kelabu karena penumpukan zat tanduk. Sebabnya tidak diketahui. Seringkali dijumpai pada batas antara kulit dahi dan kulit kepala yang berambut, siku, lututdan batang badan.
Senyawa-senyawa anilin yang seringkali digunakan sebagai bahan cat rambut mempunyai pengaruh buruk terhadap kelainan ini.
  1. Tinea capitis atau kurap kulit kepala.
Kelainan ini terjadi karena infeksi jamur. Biasanya juga batang-batang rambut setempat turut terlibat. Rambut-rambut ini mudah patah pada batas antara akar dan batang rambut. Maka terlihat kelainan kulit kepala, yang dibatasi secara jelas oleh bintil-bintil, bersisik, kotor, dengan  ujung-ujung patahan rambut. Kadang-kadang disertai pernanahan. Bentuk demikian disebut tinea capitis tipe kerion.
  1. Tinea favosa (favus).
Kelainan ini terjadi karena infeksi jamur tertentu. Gejala yang sangat menyolok adalah terbentuknya keropeng-keropeng (crustae) yang menyerupai cangkir. Keropeng demikian disebut "scutula". Favus seringkali berakibat kebotakan permanen. Di Indonesia amat jarang dijumpai.
  1. Alopecia atau kebotakan
Kelainan ini adalah akibat kerontokan rambut. Kerontokan  rambut dapat terjadi sewaktu masa telogen siklus pertumbuhan rambut atau dapat terjadi sewaktu masa anagen siklus pertumbuhan rambut. Kerontokan rambut telogen tampak sebagai gugurnya rambut secara berlebihan. Kerontokan demikian umumnya jelas sebabnya maka disebut alopecia symptomatica (lihat di bawah).
Kerontokan rambut anagen terjadi karena aktivitas umbi rambut terhenti misalnya karena pengaruh obat-obat sitostatik yang menghambat reproduksi sel. Dikenal beberapa jenis alopecia:
a)      Alopecia symptomatica.
Pada alopecia symptomatica terjadi kerontokan rambut secara mendadak dan merata setelah mengalami penyakit sistemik   yang disertai demam tinggi, karena penyakit-penyakit menahun, setelah kehamilan, setelah mengalami reaksi alergi yang hebat, setelah  mengalami goncangan jiwa, dan pada keadaan gizi yang buruk. Kerontokan rambut secara berlebihan demikian terjadi karena kerusakan sementara papil rambut. Setelah papil rambut pulih keadaannya, maka   pertumbuhan rambut akan menjadi baik.
b)     Alopecia areata.
Pada kelainan ini terdapat daerah atau daerah-daerah kulit kepala yang pitak. Daerah yang tidak berambut batasnya jelas, kulitnya tipis, bersih mengkilat, tanpa ujung patahan rambut. Sebab alopecia areata kadang-kadang jelas, tetapi kadang-kadang tidak diketahui. Ada kalanya kelainan ini sembuh, tetapi dapat juga memburuk, menjadi   alopecia totalis. Nama lain untuk elopecia areata adalah pelade.
Dikenal beberapa jenis alopecia areata:
-          Alopecia liminaris atau alopecia marginalis: kegundulan di dahi dan di belakang kepala karena tekanan penggulung rambut  logam, topi atau helm.
-          pressure alopecia: kegundulan yang terjadi karena tekanan. Pada bayi terjadi di daerah belakang kepala dan leher karena tekanan bantal pada bagian-bagian tersebut.
-          ophiasis: suatu bentuk alopecia areata yang menjalar secara. memanjang dengan melingkar-lingkar seperti ular.
-          kegundulan menurut pola laki-laki: suatu keadaan yang diturun-temurunkan, dan juga dipengaruhi faktor endokrin. Jenis alopecia ini dijumpai pada laki-laki yang berusia lanjut. Kerontokan rambut mulai menjelang umur 30 tahun di dahi dan puncak kepala, sehingga batas rambut lambat laun mundur. Jika ada rambut yang tertinggal biasa-nya rambut ini halus.

c)Alopecia universalis atau alopecia areata maligna.

Pada kelainan ini terjadi kerontokan rambut yang menyeluruh, sehingga semua rambut di kulit kepala hilang (alopecia totalis). Jika disertai kerontokan rambut di wajah dan tubuh disebut elopecia universalis.
d)     Alopecia seborrhoica.
Terjadi sebagai akibat seborrhoe kulit kepala. Kerontokan rambut ter­jadi secara menahun dan merata, mulai di daerah pelipis, lalu meliputi dahi dan puncak kepala, sehingga hanya di daerah belakang kepala dan di atas telinga tersisa rambut. Kadang-kadang seluruh kepala menjadi botak, namun ini hanya terjadi pada laki-laki. Pada perempuan alopecia seborrhoica tidak berakibat kebotakan, hanya berupa pengurangan lebatnya rambut. Kerontokan rambut pada seborrhoe terjadi karena senyawa-senyawa tertentu (skualen) dalam palit. Senyawa-senyawa ini berkhasiat depilatorik.
e)      Alopecia cicatrizata atau pseudopelade Brocq.
Ini adalah kelainan yang jarang dijumpai. Folikel-folikel rambut meradang, kemudian menjadi jaringan parut yang tidak berambut lagi.
8. Alergi.
Alergi adalah perubahan daya reaksi tubuh terhadap sesuatu zat pada kontak kemudian. Reaksi alergi yang berlangsung di kulit kepala seringkali disebabkan oleh bahan cat rambut senyawa anilin (parafenilendiamina dan paratoluendiamina). Pada reaksi alergi ringan hanya dijumpai rasa gatal, akan tetapi reaksi alergi dapat juga berwujud sebagai pembengkakan kulit, disertai dengan kemerahan, rasa gatal yang hebat, timbulnya bintil-bintil dan ge-lembung-gelembung, disusul dengan pengelupasan kulit. Maka dari itu pelaksanaan tes tempel (patch test) setiap kali sebelum melakukan pengecatan rambut adalah tindakan yang tidak boleh diabaikan.

No comments:

Post a Comment