Kelainan kulit kepala
- Cutis verticis gyrata.
Kulit kepala
berlipat-lipat sehingga menimbulkan gambaran seperti papan gilasan. Disebabkan
karena kulit kepala terlalu luas dan tebal. Juga jaringan ikat di bawah kulit
sangat jarang, sehingga fiksasi kulit tidak sempurna.
- Dermatitis seborrhoica.
Kelainan ini adalah peradangan menahun
kulit, yang mulai di kepala, lalu meluas ke daerah alis, dahi, kelopak mata,
lipatan antara hidung dan pipi, bibir, telinga, selanjutnya ke leher dan dada.
Kulit menjadi merah dan ter-tutup sisik-sisik. Sisik-sisik ini dapat berlemak,
basah atau kering. Pada bayi seringkali seluruh kulit kepala tertutup keropeng
yang kotor dan tebal, terkenal sebagai sarap susu (cradle cap).
- Pityriasis sicca atau sindap kering.
Jika dulu dianggap
sebagai bentuk ringan dermatitis seborrhoica, kini para ahli berpendapat bahwa
sindap kering terjadi karena pembentukan lapisan tanduk yang berlangsung
terlampau cepat. Akibatnya adalah bahwa lapisan ini mengelupas membentuk sisik.
Jika keadaan demikian disertai pembuatan palit berlebihan, maka sisik akan
menjadi berminyak. Kelainan ini dikenal sebagai pityriasis steatoides atau
sindap basah.
- Psoriasis.
Psoriasis adalah kelainan kulit menahun,
yang ditandai dengan terjadinya bercak-bercak hiperkeratosis (pertandukan yang
berlebihan), yang berwarna kelabu karena penumpukan zat tanduk. Sebabnya tidak
diketahui. Seringkali dijumpai pada batas antara kulit dahi dan kulit kepala
yang berambut, siku, lututdan batang badan.
Senyawa-senyawa anilin yang seringkali
digunakan sebagai bahan cat rambut mempunyai pengaruh buruk terhadap kelainan
ini.
- Tinea capitis atau kurap kulit kepala.
Kelainan ini terjadi karena infeksi jamur.
Biasanya juga batang-batang rambut setempat turut terlibat. Rambut-rambut ini
mudah patah pada batas antara akar dan batang rambut. Maka terlihat kelainan
kulit kepala, yang dibatasi secara jelas oleh bintil-bintil, bersisik, kotor,
dengan ujung-ujung patahan rambut.
Kadang-kadang disertai pernanahan. Bentuk demikian disebut tinea capitis tipe
kerion.
- Tinea favosa (favus).
Kelainan ini
terjadi karena infeksi jamur tertentu. Gejala yang sangat menyolok adalah
terbentuknya keropeng-keropeng (crustae) yang menyerupai cangkir. Keropeng
demikian disebut "scutula". Favus seringkali berakibat kebotakan
permanen. Di Indonesia amat jarang dijumpai.
- Alopecia atau kebotakan
Kelainan ini adalah akibat kerontokan
rambut. Kerontokan rambut dapat terjadi
sewaktu masa telogen siklus pertumbuhan rambut atau dapat terjadi sewaktu masa
anagen siklus pertumbuhan rambut. Kerontokan rambut telogen tampak sebagai
gugurnya rambut secara berlebihan. Kerontokan demikian umumnya jelas sebabnya
maka disebut alopecia symptomatica
(lihat di bawah).
Kerontokan rambut anagen terjadi karena
aktivitas umbi rambut terhenti misalnya karena pengaruh obat-obat sitostatik
yang menghambat reproduksi sel. Dikenal beberapa jenis alopecia:
a)
Alopecia symptomatica.
Pada alopecia symptomatica terjadi
kerontokan rambut secara mendadak dan merata setelah mengalami penyakit
sistemik yang disertai demam tinggi,
karena penyakit-penyakit menahun, setelah kehamilan, setelah mengalami reaksi
alergi yang hebat, setelah mengalami
goncangan jiwa, dan pada keadaan gizi yang buruk. Kerontokan rambut secara
berlebihan demikian terjadi karena kerusakan sementara papil rambut. Setelah papil
rambut pulih keadaannya, maka pertumbuhan
rambut akan menjadi baik.
b)
Alopecia areata.
Pada kelainan ini
terdapat daerah atau daerah-daerah kulit kepala yang pitak. Daerah yang tidak
berambut batasnya jelas, kulitnya tipis, bersih mengkilat, tanpa ujung patahan
rambut. Sebab alopecia areata
kadang-kadang jelas, tetapi kadang-kadang tidak diketahui. Ada kalanya kelainan
ini sembuh, tetapi dapat juga memburuk, menjadi alopecia totalis. Nama
lain untuk elopecia areata adalah pelade.
Dikenal beberapa jenis alopecia areata:
-
Alopecia liminaris atau
alopecia marginalis: kegundulan di dahi dan di belakang kepala karena
tekanan penggulung rambut logam,
topi atau helm.
-
pressure alopecia: kegundulan yang terjadi karena tekanan.
Pada bayi terjadi di daerah belakang kepala dan leher karena tekanan bantal
pada bagian-bagian tersebut.
-
ophiasis: suatu bentuk
alopecia areata yang menjalar secara. memanjang dengan melingkar-lingkar
seperti ular.
-
kegundulan
menurut pola laki-laki: suatu keadaan yang diturun-temurunkan, dan juga
dipengaruhi faktor endokrin. Jenis alopecia ini dijumpai pada laki-laki yang
berusia lanjut. Kerontokan rambut mulai menjelang umur 30 tahun di dahi dan
puncak kepala, sehingga batas rambut lambat laun mundur. Jika ada rambut yang tertinggal biasa-nya
rambut ini halus.
c)Alopecia universalis atau alopecia areata maligna.
Pada kelainan ini
terjadi kerontokan rambut yang menyeluruh, sehingga semua rambut di kulit
kepala hilang (alopecia totalis). Jika disertai kerontokan rambut di wajah dan
tubuh disebut elopecia universalis.
d)
Alopecia seborrhoica.
Terjadi sebagai
akibat seborrhoe kulit kepala.
Kerontokan rambut terjadi secara menahun dan merata, mulai di daerah pelipis,
lalu meliputi dahi dan puncak kepala, sehingga hanya di daerah belakang kepala
dan di atas telinga tersisa rambut. Kadang-kadang seluruh kepala menjadi botak,
namun ini hanya terjadi pada laki-laki. Pada perempuan alopecia seborrhoica tidak berakibat kebotakan, hanya berupa
pengurangan lebatnya rambut. Kerontokan rambut pada seborrhoe terjadi karena senyawa-senyawa tertentu (skualen) dalam
palit. Senyawa-senyawa ini berkhasiat depilatorik.
e)
Alopecia cicatrizata atau pseudopelade
Brocq.
Ini adalah
kelainan yang jarang dijumpai. Folikel-folikel rambut meradang, kemudian
menjadi jaringan parut yang tidak berambut lagi.
8. Alergi.
Alergi adalah perubahan
daya reaksi tubuh terhadap sesuatu zat pada kontak kemudian. Reaksi alergi yang
berlangsung di kulit kepala seringkali disebabkan oleh bahan cat rambut senyawa
anilin (parafenilendiamina dan paratoluendiamina). Pada reaksi alergi ringan
hanya dijumpai rasa gatal, akan tetapi reaksi alergi dapat juga berwujud
sebagai pembengkakan kulit, disertai dengan kemerahan, rasa gatal yang hebat,
timbulnya bintil-bintil dan ge-lembung-gelembung, disusul dengan pengelupasan
kulit. Maka dari itu pelaksanaan tes tempel (patch test) setiap kali sebelum
melakukan pengecatan rambut adalah tindakan yang tidak boleh diabaikan.
No comments:
Post a Comment